Nicolas Anelka (Chelsea FC) : Islam menjadi sumber kekuatannya

Nicolas Anelka, striker tim nasional Prancis bisa jadi salah satu contohnya. Dulu, dia pernah dikenal sebagai tukang protes saat membela Arsenal, Real Madrid, sampai di Liverpool. Dia paling sewot kalau terlalu lama 'diparkir' di bangku cadangan.

Tapi, ketika ia juga sering dibangkucadangkan oleh pelatih Christoph Daum saat bermain di Fenerbahce (2005-2006), Anelka bisa duduk tenang. Tak pernah ada tanda ia uring-uringan. Begitu pula saat kembali ke Liga Primer dan bergabung dengan Bolton Wanderers. Sebagai lelaki berusia 28 tahun, ia menunjukkan dirinya sebagai pria dewasa, arif, dan bijaksana.

Sikapnya yang baik dan tutur katanya yang santun semakin kentara sejak ia bergabung dengan Chelsea di awal musim ini. Bahkan, Anelka tak pernah menunjukkan gelagat menyebalkan bagi pelatih Avram Grant yang berkebangsaan Israel.

Kabarnya, perubahan sikap dan tutur kata Anelka dipengaruhi ajaran agama barunya, yakni Islam. Saat memperkuat klub juara Turki, Fenerbahce, dia menyebutkan kalimat syahadat dan memeluk Islam. Karena perpindahan agama itu, dia mendapat nama baru Abdul-Salam Bilal.

Benarkah Islam telah mengubah perangai Anelka? Yang pasti, pemain kelahiran kota Versailles, Prancis ini, menyatakan Islam telah menjadi sumber kekuatannya di dalam maupun di luar lapangan.

"Saya menjalani karier yang berat. Saya kemudian berketetapan hati untuk menemukan kedamaian. Dan akhirnya saya menemukan Islam," tambahnya saat diwawancarai majalah Paris Match.

Selama di Chelsea, Anelka memang tak pernah menentang Grant meski sebenarnya ia tidak suka dengan formasi 4-5-1. Ia tenang jika harus duduk di bangku cadangan dan selalu memberi assist pada Didier Drogba.
 
Copyright © 2011. Para Mualaf . All Rights Reserved
Design by Herdiansyah . Published by Borneo Templates